Komunikasi Yang Baik dan Efektif dalam Pendidikan Anak

(Parenting Communication dalam Surat Lukman Ayat 13-19 dan Surat as-Saffat ayat 102)

Abstract

Ajaran agama Islam membimbing setiap individu agar mampu melakukan komunikasi yang baik dalam setiap interaksi dalam kehidupannya, diantaranya dalam kegiatan pendidikan anak. Komunikasi antara orang tua dan anak yang sesuai dengan petunjuk Al-Quran berdampak pada tumbuhnya generasi yang memiliki karakter kuat, memiliki pemikiran kritis, dan nilai-nilai kebaikan yang mendukung keberlanjutan masyarakat. Penelitian ini mengkaji tentang komunikasi yang baik melalui parenting communication yang terdapat dalam Surat Lukman ayat 13-19 dan Surat as-Saffat ayat 102. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui library research, penelitian ini disajikan melalui hasil content analysis, untuk memperoleh hasil penelitian yang berkaitan dengan parenting communication dan implikasinya terhadap pendidikan anak. Parenting communication dalam Surah Luqman ayat 13 memberikan penekanan terkait sesuatu yang belum dapat dipercayakan keputusannya kepada anak seperti keimanan. Orang tua perlu mendoktrin dengan tegas anak agar dapat memegang erat  pesan laa tusyrik billah (jangan engkau menyekutukan Allah). Dialog antara Luqman dan anaknya dalam surat Lukman ayat 13-19, menggambarkan komunikasi yang bijak seorang ayah dalam memberikan nasihat tentang tauhid, ibadah, dan etika. Komunikasi semacam ini didasarkan pada kasih sayang dan kebijaksanaan. Dialog dalam keluarga yang paling utama memuat ajaran dan  nilai-nilai Al-Quran serta amalan-amalan sunnah, sehingga memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar menjadi baik secara totalitas. Parenting communication dalam Surat As-Saffat ayat 102 mengajarkan cara berkomunikasi yang dimulai dari kejujuran, menyampaikan amanah, menanggapi dengan akhlak, kasih sayang, kesabaran, keteladanan, dan demokrasi. Komunikasi antara ayah (Nabi Ibrahim as) dan anaknya (Nabi Ismail as) tersebut menampilkan akhlak dan kasih sayang. Nabi Ibrahim sebagai ayah memberikan keteladanan dalam menyikapi masalah kepada anaknya dengan komunikasi yang tenang, jelas dan menyiratkan ketaatan yang tinggi kepada Allah. Sebaliknya, Ismail sebagai anak menanggapinya dengan demokratis dengan pertimbangan iman dan ketaatan kepada Allah juga.  Dengan demikian parenting communication yang baik antara orang tua dan anak bukan sekedar transfer informasi, tetapi ada upaya membangun karakter, moralitas, dan identitas yang kuat pada anak-anak, sehingga komunikasi yang baik dan efektif  dalam pendidikan anak menurut pendidikan Islam menekankan pentingnya kasih sayang, hikmah (kebijaksanaan), keteladanan, akhlak utama yaitu jujur, sabar, dan amanah keteladanan serta demokratis.